Cloud Computing
Menurut
wikipedia Cloud Computing adalah penggunaan sumber daya komputasi (hardware dan
software) yang diwujudkan dalam bentuk layanan yang bisa diakses melalui
jaringan (biasanya internet). Asal kata “cloud” diambil dari penggunaan simbol
berbentuk awan yang sering digunakan sebagai abstraksi penggambaran
infrastruktur kompleks yang dikandungnya dalam sebuah sistem.
Cloud Computing ditujukan untuk dapat mengases data dengan
mudah dari mana saja selama Anda terhubung dengan internet. Namun, ini sedikit
berbeda dengan kondisi pengguaan internet saat ini. Orang menyimpan file di
internet, berhubungan menggunakan aplikasi chating dengan sesama teman ,
bertukar data, dll. Saat membeli komputer. Anda harus menginstal office, intall
adobe, dll. Dalam arti Cloud Computing semua aplikasi yang selama ini diinstall
di Pc atau laptop dapat diakses dari secara online. Anda tidak perlu menginstal
MS Word atau mengistal Adobe Reader, flash dll. semua sudah tersedia di Awan,
komputer Anda hanya membutuhkan spesifikasi tertentu untuk dapat mengakses
semuanya. Upgrade yang cepat, Sehingga hemat waktu dalam maintainace software.
Secara
simple dapat dikatakan bahwa dengan adanya sumber daya komputasi (hardware dan
software) yang bisa diakses melalui jaringan berarti sebuah perusahaan atau
individu tidak perlu lagi terhambat hardware atau pun software jika membutuhkan
alokasi komputasi. Perusahaan bisa menyewa tanpa harus memiliki dan bisa menggunakan
kapanpun dan dimanapun selama bisa terkoneksi dengan jaringan.
Pada
intinya Cloud Computing adalah suatu pergeseran dari perusahaan dalam membeli
dan memelihara server dan aplikasi on-premise
yang mahal, dan bergerak menuju metode penyewaan IT, sesuai dengan kebutuhan,
dari satu penyedia layanan publik.
Cloud
computing bisa saja dilekola oleh perusahan pihak ketiga, artinya
perusahan-perusahan yang menerapkan teknologi cloud akan menyerahkan data
mereka dikelola oleh pihak ketiga ini. Contoh perusahan kecil diantaranya yang
menawarkan layanan ini adalah ( Zoho.com ( menawarkan aplikasi bisnis seperti
pengolahan data dan daftar tugas), box.net(menyediakan jasa penyimpanan online)
yang telah menetapkan diri sebagai SaaS(software as a service).
Salah
satu isu utama adalah keamanan bahwa kedua perusahaan harus saling memberikan
kepercayayan. keamanan yang paling umum adalah enkrispi. Data dapat dienkripsi
dari titik ke titik, karena layanan berbasis web sangat mudah untuk di patch(di
potong). Google merespon acaman keamanan itu bahwa mereka dapat menjamin akan
kemanan data tersebut.
Namun
ada juga yang masih pesimis akan teknologi komputasi awan. Ironisnya, meskipun
google berjuang untuk mendominasi komputasi awan. Bebearpa aplikasi seperti
google Earth, yang dapat dikases secara cloud tentu membutuhkan spesifkasi
layanan data yang tinggi. Ada lagi hal lain yaitu privacy, bandwidth jaringan,
dan beberapa politik di negara yang berbeda.Tampakanya computasi cloud masih
membutuhkan perjuangan yang lama.
Bagaimana
cara mengadopsi Cloud Computing?
Dimulai dengan pendekatan
tradisional
Pendekatan
tradisional adalah pendekatan di mana anda melakukan transformasi secara
bertahan, dengan setiap tahap adalah pengembangan dari tahap sebelumnya.
- Langkah pertama adalah mengadopsi teknologi virtualisasi server (VMware, Hyper-V dll) dan menggunakannya di seluruh platform perangkat keras yang dibeli dengan spesifikasi khusus;
- Langkah berikutnya adalah mengadopsi layer manajemen dan otomatisasi yang memungkinkan anda untuk meningkatkan pemanfaatan investasi dari infrastruktur dan mulai memberikan layanan yang lebih konsisten;
- Selanjutnya mengadopsi kerangka IT Service Management yang baru, mengotomatisasi permintaan layanan dan proses provisioning, dan menerapkan sebuah mekanisme tagihan internal (chargeback);
- Kemudian setelah platform berjalan dengan stabil, mulailah menggunakan layanan dari provider luar dan melakukan penggabungan platform internal dan eksternal menjadi satu platform (hybrid cloud)
- Akhirnya, ketika tiba saat membuat keputusan bisnis yang tak terelakkan untuk menggunakan layanan IT dari pihak luar, penggunaan sumber daya internal akan dihapuskan karena semua layanan bisa didapatkan dari penyedia layanan public cloud.
Umumnya
pendekatan tradisional ini dianggap sebagai pendekatan dengan memilki tingkat
risiko lebih rendah dalam mengadopsi cloud,
namun pendekatan ini umumnya akan menemui resistensi terbesar dari tim IT yang
berusaha menolak perubahan. Selain itu ada risiko lain yang muncul apabila
pembelian terjadi perangkat keras yang tidak tepat akibat usaha untuk
meminimalkan risiko keuangan melalui "memulai kecil" dan pengembangan saat bisnis mulai
berkembang; tetapi kemudian terbebani oleh investasi yang tidak dapat
dihilangkan dan harus dipertahankan dengan beban yang disesuaikan dengan
kapasitasnya.
Sekarang, pendekatan langsung
Dalam
pendekatan ini, seluruh investasi awal (CapEx) dihindari, dan sebaliknya,
aplikasi internal/server tradisional yang ada dipindahkan langsung ke penyedia
layanan public cloud dengan
sistem sewa (OpEx).
Sebagai
langkah awal, seluruh aplikasi yang ada dicoba untuk dipindahkan ke layanan Software as a Service (SaaS) yang
memiliki fitur yang sama, tapi jika tidak memungkinkan, seluruh server fisik
beserta isinya disalin dan dipindahkan ke dalam lingkungan Infrastructure as a Service (IaaS)
tanpa memberikan dampak kepada pengguna/user (umumnya bahkan mereka tidak akan
sadar bahwa server telah berpindah).
Pendekatan
langsung ini memiliki keuntungan yang cukup banyak, terutama meminimalkan
investasi yang cukup besar di awal, juga memiliki beberapa kelemahan,
dibutuhkan penerapan segera tagihan internal/penggantian biaya, dan memiliki
strategi pendanaan IT yang dapat mengakomodasi perubahan dalam biaya
operasional.
Sumber Referensi :
Grid Computing
Komputasi Grid merupakan salah satu
dari tipe Komputasi Paralel, adalah penggunaan sumber daya yang melibatkan
banyak komputer terpisah secara geografis namun tersambung via jalur komunikasi
(termasuk Internet) untuk memecahkan persoalan komputasi skala besar. Grid
computing merupakan cabang dari distributed computing.Grid komputer memiliki
perbedaan yang lebih menonjol dan di terapakan pada sisi infrastruktur dari
penyelesaian suatu proses. Grid computing adalah suatu bentuk cluster
(gabungan) komputer-komputer yang cenderung tak terikat batasan geografi. Di
sisi lain, cluster selalu diimplementasikan dalam satu tempat dengan
menggabungkan banyak komputer lewat jaringan. Contoh grid computing misalnya: SETI@Home
Perbedaan antara Komputasi grid dengan komputasi paralel,
yaitu :
- komputasi paralel bersifat homogen (seluruh resource yang digunakan serupa) sedangkan komputasi grid bisa bersifat heterogen ataupun homogen.
- komputasi paralel hanya terdiri dari satu cluster, sedangkan komputasi grid bisa terdiri dari beberapa cluster
- pembagian job execution dalam koputasi paralel harus sama besar antar tiap resource, sedangkan pada komputasi grid tidak harus sama.
Secara umum bisa disimpulkan, bahwa
komputasi paralel, merupakan bagian dari komputasi grid. Semakin cepat jalur
komunikasi terbuka, maka peluang untuk menggabungkan kinerja komputasi dari
sumber-sumber komputasi yang terpisah menjadi semakin meningkat. Dengan
demikian, skala komputasi terdistribusi dapat ditingkatkan secara geografis
lebih jauh lagi, melintasi batas-batas domain administrasi yang ada. Ide awal
komputasi grid dimulai dengan adanya distributed computing, yaitu mempelajari
penggunaan komputer terkoordinasi yang secara fisik terpisah atau
terdistribusi. Sistem terdistribusi membutuhkan aplikasi yang berbeda dengan
sistem terpusat. Kemudian berkembang lagi menjadi parallel computing yang
merupakan teknik komputasi secara bersamaan dengan memanfaatkan beberapa
komputer secara bersamaan.
Grid computing sebenarnya merupakan
sebuah aplikasi pengembangan dari jaringan komputer (network).Aplikasi pada
Grid computing dirancang untuk memanfaatkan sumber daya pada terminal dalam
jaringannya. Grid computing biasanya diterapkan untuk
menjalankan sebuah fungsi yang terlalu kompleks atau terlalu intensif untuk dikerjakan oleh satu sistem tunggal. Seperti halnya pengguna internet yang mengakses berbagai situs web dan menggunakan berbagai protokol seakan-akan dalam sebuah sistem yang berdiri sendiri, maka pengguna aplikasi Grid computing seolah-olah akan menggunakan sebuah virtual komputer dengan kapasitas pemrosesan data yang sangat besar.
menjalankan sebuah fungsi yang terlalu kompleks atau terlalu intensif untuk dikerjakan oleh satu sistem tunggal. Seperti halnya pengguna internet yang mengakses berbagai situs web dan menggunakan berbagai protokol seakan-akan dalam sebuah sistem yang berdiri sendiri, maka pengguna aplikasi Grid computing seolah-olah akan menggunakan sebuah virtual komputer dengan kapasitas pemrosesan data yang sangat besar.
Setidaknya ada dua sisi yang
mendorong semakin berkembangnya grid computing saat ini. Kebutuhan akan sumber
daya komputasi yang besar di berbagai bidang serta adanya sumber daya komputasi
yang tersebar. Grid computing menawarkan solusi komputasi yang murah, yaitu
dengan memanfaatkan sumber daya yang tersebar dan heterogen serta pengaksesan
yang mudah dari mana saja. Dengan adanya lingkungan komputasi grid ini diharapkan
mempermudah dan mengoptimalkan eksekusi program-program yang menggunakan
pustaka paralel.
Beberapa konsep dasar dari Komputasi
Grid
- Sumber daya dikelola dan dikendalikan secara lokal.
- Sumber daya berbeda dapat mempunyai kebijakan dan mekanisme berbeda, mencakup Sumber daya komputasi dikelola oleh sistem batch berbeda, Sistem storage berbeda pada node berbeda, Kebijakan berbeda dipercayakan kepada user yang sama pada sumber daya berbeda pada Grid.
- Sifat alami dinamis: Sumber daya dan pengguna dapat sering berubah
- Lingkungan kolaboratif bagi e-community (komunitas elektronik, di internet)
Tiga hal yang di-,sharing dalam sebuah sistem grid,
antara lain : Resource, Network dan Proses. Kegunaan / layanan dari sistem grid
sendiri adalah untuk melakukan high throughput computing dibidang penelitian,
ataupun proses komputasi lain yang memerlukan banyak resource komputer.
Secara umum, elemen-elemen dari infrastruktur Grid adalah
Secara umum, elemen-elemen dari infrastruktur Grid adalah
- Hardware/Sumber daya (Dibuat tersedia dari site-site berbeda yang terdistribusi secara geografis, mencakup CPU/Storage/Instruments, dll…)
- Software: Sesuatu yang menghubungkan bersama-sama semua sumber daya ini: middleware. Beberapa aplikasi untuk menggunakan sumber daya komputasi yang dibuat tersedia
- Orang-orang: Siapa yang memelihara Grid, dan Siapa yang menggunakan Grid
Secara generik, keuntungan dasar
dari penerapan komputasi Grid, yaitu:
- Perkalian dari sumber daya: Resource pool dari CPU dan storage tersedia ketika idle
- Lebih cepat dan lebih besar: Komputasi simulasi dan penyelesaian masalah apat berjalan lebih cepat dan mencakup domain yang lebih luas
- Software dan aplikasi: Pool dari aplikasi dan pustaka standard, Akses terhadap model dan perangkat berbeda, Metodologi penelitian yang lebih baik
- Data: Akses terhadap sumber data global, dan Hasil penelitian lebih baik
Sampai saat ini dan diperkirakan
berlaku dalam beberapa tahun ke depan, ada kecenderungan besar komputasi Grid
digunakan untuk :
- Jaringan penelitian publik….bagi para peneliti dan ilmuwan, EGEE, GEANT, dll
- Keterlibatan lebih banyak dari institusi keuangan (Bank, dll). Aplikasi keuangan yang lebih baru saat ini ditulis untuk GRID aware atau dapat digunakan pada Grid
- Tidak lagi hanya komputasional tetapi sekarang juga layanan (service)
- Service Oriented Architecture (SOA). Enkapsulasi dari sekumpulan aplikasi atau layanan sebagai suatu antarmuka tunggal yang dapat dionfigurasi ulang berdasarkan pada kebutuhan end-user. Standard bagi manajemen data.
- Komputasi Awan (cloud computing). Kemampuan untuk men-deploy atau men-deliver layanan/sumber daya seperti dibutuhkan.
Seperti
halnya aplikasi network lainnya, Grid computing haruslah bersandar pada satu
set standar dan protokol tertentu. Kendati tidak ada standar formal yang telah
ditetapkan untuk aplikasi Grid computing, telah ada semacam konsensus dalam
teknologi intinya. Pada dasarnya, semua proyek Grid computing dibuat
berdasarkan protokol dan servis yang disediakan oleh Globus Toolkit yang
dikembangkan oleh Argonne National Laboratory bekerjasama dengan tim dari
Information Sciences Institute, University of Southern California dan beberapa
institusi lainnya. Infrastruktur yang memiliki arsitektur terbuka
(open-architecture) dan bersifat open-source ini menyediakan banyak fungsi
dasar yang dibutuhkan untuk membangun sebuah aplikasi yang memanfaatkan Grid
computing.
Walaupun
internet dan Grid computing adalah teknologi yang relatif baru, namun telah
terbukti bermanfaat, dan masa depan teknologi ini kelihatannya cukup
menjanjikan. Di masa depan, saat teknologi, sistem jaringan, dan model bisnis
untuk keperluan ini telah berkembang, dimungkinkan bagi komunitas ilmuwan untuk
membentuk semacam “Science Grids”, yang menghubungkan sumber daya yang berbeda
untuk mendukung komunikasi, akses data dan komputasi untuk kepentingan ilmu
pengetahuan.
Sumber Referensi :